TARAKAN – Memasuki hari ketiga Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA dan SMK di Kota Tarakan, terpantau beberapa calon siswa menegah atas semangat dalam melakukan pendaftaran secara online. Pelaksanaan yang dibuka sejak 27 Juni dan ditutup hingga 5 Juli mendatang.
Saat dikonfirmasi, Kepala Disdikbud Cabang Tarakan Akhmad Yani menerangkan sejauh ini proses pelaksanaan PPDB berjalan cukup aman. Namun, ia tidak mempungkiri jika dalam pelaksanaanya tidak sedikit orang tua siswa yang belum memahami informasi dan aturan secara utuh. Sehingga hal tersebut membuat orangtua siswa kerap mengalami salah persepsi dalam mengikuti perkembangan.
“Saat ini PPDB masih berjalan dengan aman, proses pendaftaran calon siswa orangtua siswa juga, dari teman-teman satuan pendidikan relatif lancar saja ada persoalan-persoalan yang memang polanya masih sama dengan sebelum-sebelumnya. Jadi persoalan ketidaksesuaian berkas yang harus dikonfirmasi ulang oleh teman-teman di satuan pendidikan,”ujarnya, Rabu (01/7/2022).
“Misalnya semacam surat keterangan, juga sempat terjadi kesulitan calon siswa, orangtua dalam mengakses jaringan. Tapi alhamdulillah sangat temporal. Artinya tidak terlalu lama untuk prinsipnya di lapangan, jadi saya lebih pasnya kita memang masih butuh waktu untuk lebih siap,”terangnya.
Dijelaskannya sebenarnya aturan PPDB masih merujuk seperti aturan tahun sebelumnya. Hanya saja, kemampuan memahami masyarakat dinilai masih minim sehingga hal-hal teknis seperti penyiapan dokumen dalam pendaftaran selalu menjadi persoalan.
“Sebenarnya sama seperti sebelum-sebelumnya, tapi kan tidak semua orangtua tahun lalu mendaftarkan anaknya tahun ini. Jadi kondisinya selalu berbeda, keterbatasan kita memang lebih kepada literasinya yang tidak memadai baik dari calon siswa dan orangtua,”terangnua.
“Kadang-kadang juga koordinasi teman-teman di lapangan juga menimbulkan masalah. Jujur saja untuk Tarakan sesungguhnya teman-teman dari provinsi juga dipersiapkan secara khusus. Karena kita sadar bahwa PPDB tingkat kekomplekannya itu berat di Tarakan,”lanjutnya.
“Sampai dengan saat ini berjalan sebagai mana mestinya. Meskipun akibatnya, interaksi, Komunikasi, harus diintensifkan. Misalnya ketidaksesuaian dokumen, kadang-kadang persoalan perbaikan, sebenarnya perbaikan baru dilakukan 2 kali namun dibaca 3 kali oleh sistem,”urainya.
Menurutnya, seharusnya pelaksanaan lebih banyak ditekankan pada interaksi langsung guna memudahkan proses pendaftaran. Namun dengan kebijakan secara online maka pihaknya mengakui harus membuat masyarakat beradaptasi.
“Tapi alhamdulilah, komunikasinya bisa dilakukan intensif jadi tidak menganggu secara keseluruhan. Memang penekanan kita terbatas tapi memang lebih banyak melalui media, teman-teman di satuan pendidikan yang lebih banyak bergerak,”tukasnya.
“Dengan memasang semacam benner, baliho pada masing-masing satuan pendidikan. Kalau melalui media sosial sebenarnya juga dilakukan tetapi tatap muka yang memang terbatas,”sambungnya.
Adapun untuk kuota tampung SMA, SMK Negeri dan Swasta tahun ini sebanyak 4.111 sementara lulusan SMP Negeri, swasta MTS tahun ini 4.110. Lanjutnya dengan perbandingan itu pihaknya masih menyediahkan 101 kursi lebih yang tersedia.