TARAKAN – Cegah terjadinya pencabulan kepada anak-anak, Ketua Komisi 2 DPRD Kota Tarakan Sofyan Udin Hianggio menyarankan sekolah dan Pondok Pesantren (Ponpes) dipasang CCTV. Supaya kejadian tersebut, ditidak kembali terjadi kepada anak-anak peserta didik.
Saran Ketua Komisi 2 DPRD Kota Tarakan Sofyan Udin Hianggio, disampaikan saat rapat dengar pendapat bersama Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial di Kantor DPRD Kota Tarakan, Selasa (17/5/22).
“Ini yang diusulkan Dinsos kalau bisa di Sekolah dan Ponpes itu dipasangkan kamera untuk mencegah terjadinya pencabulan. Jadi nanti Dinsos bisa bekerjasama dengan Dinas Pendidikan untuk pemasangan CCTV ini karena Disdik yang punya kewenangan,” kata Sofyan Udin Hianggio kepada Rubrik.news.
Politisi Partai Golkar itu juga menyarankan Dinsos bekerjasama dengan Dinas Pendidikan untuk memberikan edukasi kepada para siswa di Sekolah dan santri di Ponpes.
“Sebagai mitra, Komisi 2 akan meminta Disdik untuk menindaklanjuti masalah ini. Supaya kejadian serupa tidak terjadi di sekolah lain maupun Ponpes lainnya,” pesan Opan sapaan akrap Sofyan Udin Hianggio.
Dalam rapat dengar pendapat ini, Komisi 2 juga mempertanyakan perkembangan penanganan 48 korban pencabulan yang dilakukan pemuda berinisial RD pada Maret 2022. Terutama pendampingan korban yang mengalami trauma serta tracking penyakit menular diduga dialami pelaku.
“Intinya Dinas Sosial sudah melakukan pendampingan dan Dinas Kesehatan Alhamdulillah sudah ditracking semua terkait penyakit menularnya HIV gak ada yang kena termasuk pelakunya,”
Ditambahkan Opan, dalam kasus ini, ada 5 santri yang mengalami trauma berat karena berulang kali dilakukan pencabulan. Opan berharap kasus pencabulan ini harus menjadi perhatian semua pihak terutama para orang tua untuk menjaga dan mengedukasi anaknya.(Mt)