TARAKAN – Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3APPKB) optimis Tarakan mampu meraih Kota Layak Anak di tahun ini. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas P3APPKB Tarakan, Mariyam saat dikonfirmasi.
Ia menerangkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan terus berupaya untuk berbenah dalam memberikan ruang yang ramah bagi anak-anak. Hal itu dilakukan untuk memenuhi berbagai indikator dalam penilaiannya.
“Iya, untuk bisa menjadi kota layak anak, Kabupaten/Kota harus memenuhi nilai minimal 500 poin. KemenP3A. Sekarang Tarakan memilki 300 poin yang artinya Tarakan butuh 200 poin untuk mencapai itu,”ungkapnya, (06/02/2022).
“ada 24 indikator yang dinilai dan dibagi menjadi 5 klaster. Yaitu kelembagaan, keluarga dan hak sipil, tumbuh kembang, kebutuhan dasar, dan lain-lain,”sambungnya.
Dijelaskannya, pihaknya juga telah membentuk gugus tugas sejak setahun lalu untuk melakukan evaluasi skor.
Kemudian, untuk mendapatkan poin yang diinginkan pihaknya terus melakukan koordinasi dengan semua OPD (Organisasi Perangkat Daerah) di Tarakan.
“Ada banyak fasilitas layak anak yang dibangun selama ini, seperti Taman, Sekolah, sarana olahraga dan Faskes yang menyediakan pojok ASI, tempat bermain, poli anak dan lain sebagainya. Sedangkan di setiap sekolah diwahibkan punya fasilitas ramah anak,” tuturnya.
“Sekarang Tarakan masih memiliki waktu sampai Maret (2022). Jadi, kami terus berupaya meningkatkan fasilitas untuk anak di Tarakan, termasuk mendorong keterlibatan CSR (Corporate Sosial Responsibility) perusahaan yqng ada di Tarakan,”lanjutnya.
Dijelaskannya, kebijakan menyangkut kota layak anak sebenarnya tidak hanya sebatas memberikan pendidikan, pelayanan kesehatan maupun membangun Taman Bermain Ramah Anak (TBRA), namun lebih kepada cara menyeluruh menyiapkan anak-anak tumbuh menjadi generasi maju untuk masa depan.
“Salah satu yang dilakukan juga mencegah stunting pada anak. Karena kekurangan gizu bisa berdampak pada pertumbuhan otak, kemampuan berpikir dan menyelesaikan masalah jika anak sudah tumbuh dewasa,”bebernya.
“Makanya stunting itu selalu menjadi perhatian pemerintah. Jangan sampai anak-anak menjadi stunting. Pertumbuhan tidak bagus, sehingga itu bisa membuat dia tidak mampu menjadi unggul bersaing dengan yang lain,”jelasnya.
Ia berharap semoga masyarakat dapat bahu-membahu dan bekerjasama dalam meningkatkan kualitas tersebut. Termasuk memaksimalkan fasilitas yang telah ada di Kota Tarakan.
“Tidak ada yang tidak mungkin. Selama kita memiliki tekad dan kemampuan untuk berbenah. Masyarakat juga diharapkan dapat memanfaatkan fasilitas anak yang sudah ada agar pemanfaatan fasilitas yang ada berfungsi secara maksimal,”tutupnya.