Bersama Dirjen PSP Bapak Andi Nur Alam Syah, S.TP., M.T, Direktur Alsintan Dr. Fausiah T. Ladja, S.P., M.Si., BPH Migas Dr. Gumilar, Inspektorat III- Inspektorat Jendral Kementrian Pertanian dan Sekretariat Ditjen Prasarasana dan Sarana Pertanian.
Dirjen PSP dalam sambutannya menerangkan bahwa BPS memproyeksikan produksi beras Indonesia sebesar 34,77 juta ton, meningkat 13,54% dibanding tahun 2024 (naik 4,14 juta ton) dan ini merupakan yang terbaik sepanjang sejarah Indonesia. Capaian swasembada beras tahun 2025 ini merupakan hasil kerja nyata seluruh pemangku kepentingan sektor pertanian. Melalui penguatan produksi, perluasan areal tanam dan modernisasi teknologi pertanian. Bahkan terhadap 225.000 hektar lahan sawah baru direncanakan full mekanisasi. Prestasi ini menjadi fondasi strategis bagi ketahanan pangan nasional dan mendorong pembangunan pertanian yang semakin maju, mandiri, dan modern.
Sebagai Narasumber yang secara khusus di Undang dalam kegiatan ini, Dr. Gumilar (BPH Migas) menjelaskan mengenai akses BBM bersubsidi bagi Petani. BPH Migas memastikan ketersediaan dan penggunaan BBM bersubsidi untuk kegiatan Pertanian dan telah diatur melalui kebijakan JBT, JBKP, dan JBU. Akses BBM subsidi bagi Petani dan Peternak wajib menggunakan Surat Rekomendasi sesuai Peraturan BPH Migas No. 2/2023. Pengajuan dilakukan melalui verifikasi perangkat daerah dengan persyaratan identitas, legalitas usaha, serta dokumen alat/mesin. BPH Migas juga telah melakukan digitalisasi pengajuan Surat Rekomendasi melalui sistem XSTAR, yang memperkuat akurasi data, memperjelas alokasi volume, membatasi 1 NIK untuk 1 surat rekomendasi per jenis BBM, serta memudahkan pemantauan realisasi.
Provinsi Kalimantan Utara selama periode Januari hingga November ini, telah menerima alokasi bantuan Alsintan prapanen sebanyak 842 unit yang tersebar di 5 Kabupaten/Kota, 24 Kecamatan dan 63 Kelurahan/Desa. Pertanggung jawaban alokasi Alsintan prapanen ini telah dilakukan sejak bulan September dan ditargetkan selesai pada bulan Desember
