TARAKAN – Meski Dividen dalam dua tahun terakhir namun tarif air oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Alam tetap direncanakan mengajukan penyesuaian tarif air bersih di Tarakan. Meski masih wacana, namun tersebut ini sudah riak-riak di kalangan masyarakat.
Menanggapi hal itu, Akademisi Universitas Borneo Tarakan, Dr Margiyono mengatakan, dari sisi retribusi dividen pada daerah, rencana kenaikan bisa dinilai cukup baik.
Tapi, jika nantinya menganggap dividen yang disumbangkan merupakan sebuah prestasi, menurutnya hal tersebut bukanlah sesuatu yang patut dibanggakan.
“Satu hal yang dilakukan PDAM cukup baik dari segi PAD. Sumbangsih yang diberikan PDAM kepada pemkot (Tarakan) sebuah prestasi, tapi sebagai perbaikan strukturisasi biaya,” ujarnya.
Menurutnya, pendapatan PDAM bisa dengan hanya memperkecil alokasi biaya-biaya operasional, maka sudah bisa memberikan kontribusi bagi APBD. Misalnya bagian dari upaya restrukturisasi biaya.
Ia pun menilai, untuk menguji kinerja Pimpinan PDAM, penyesuaian tarif tidak dilakukan secara terburu-buru.
“Kalau hanya menaikkan tarif itu juga bisa dilakukan siapa saja dan direktur mana saja. Tidak perlu strategi khusus,” pungkasnya.
Menjadi pimpinan Perumda, hal yang menjadi tolok ukur salah satunya dengan tarif yang sama bisa memberikan dampak berbeda.
Sedangkan dengan tarif yang lebih tinggi untuk meningkatkan kentungan, maka itu tidak lebih baik dari sebelumnya.
“Karena bisa saja direktur sebelumnya tidak diberikan kewenangan melakukan hal yang sekarang dilakukan,” imbuhnya.
Ia juga mengungkapkan, banyak perusahaan plat merah yang dikelola daerah atau pusat cenderung mengalami kelemahan dalam sisi efisiensi.
Biasanya, karena perusahaan daerah dimanjakan dengan fasilitas, perlindungan politis dalam menjalankan kebijakannya.
Lebih lanjut, seharusnya PDAM dapat melakukan evaluasi berbagai potensi kebocoran dan menerapkan beberapa strategi marketing untuk bisa meningkatkan jumlah sambungan. Sehingga menurutnya, menaikkan tarif adalah opsi terakhir.
“Tidak perlu membebankan kepada masyarakat. Menurut saya dalam memanfaatkan momentum politik, semestinya beliau agak cerdik untuk tidak buru-buru menaikkan tarif,” ungkapnya.