TARAKAN – Gugurnya dua prajurit TNI AL di Kabupaten Nduga meninggalkan luka mendalam bagi keluarga TNI khususnya keluarga besar Marinir TNI Angkatan Laut (AL). Sehingga atas kejadian tersebu, Lantamal XIII Tarakan, melaksanakan upacara dan menaikan bendera setengah tiang.
Saat dikonfirmasi, Wakil Komandan Lantamal XIII Tarakan, Kolonel Marinir David Chandra Viasco, S.E.,M.M, menerangkan, saat penembakan terjadi satgas Marinir yang tergabung dalam Satgad Muara Perairan III melaksanakan operasi tempur mulai dari muara. Menurutnya, ketika sampai di muara dan perairan, potensi musuh itu sudah tidak ada.
“Sebenarnya sedikit sekali kekuatan musuh di sana, kemudian kami mendapatkan perintah. Sampai keadaan aman, sebetulnya kami melaksanakan operasi teritorial sehingga operasi berubah menjadi pendekatan kepada masyarakat seperti perpustakaan berjalan dan karya bakti,” ungkapnya, (28/3/2022).
Padahal, berbagai operasi yang dilaksanakan TNI, menurutnya sudah dapat mengambil hati masyarakat. Bahkan, hubungan TNI dan masyarakat membuahkan hasil. Sehingga menurutnya, hal tersebut menimbulkan rasa iri dari separatis bersenjata hingga menyerang saat pihaknya sedang melakukan operasi teritorial.
“Kita mampu dari mulai muara perairan sampai pegunungan. Tapi saat terjadi serangan ini kami sedang melakukan operasi yang bersifat teritorial sesuai perintah panglima TNI dan Panglima Korps di sana,”jelasnya.
Pengibaran bendera setengah tiang tersebut berdasarjan petintah Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) kepada seluruh jajaran TNI AL se-Indonesia untuk melakukan kenaikan bendera yang dilanjutkan dengan pengibaran bendera setengah tiang sebagai simbol kedukaan kepada pahlawan.
“Setelah ini kami melakukan shalat gaib, kemudian non islam akan melakukan doa bersama di dalam gedung,” tuntasnya.