TARAKAN – Setelah cukup lama melandai, saat ini kasus covid-19 kembali menembus angka 70 kasus. Meski sampai saat ini belum ada konfirmasi Covid-19 yang meninggal dunia, namun pertambahan kasus cukup signifikan dalam sepekan di Februari 2022 ini.
Saat dikonfirmasi, Wali Kota Tarakan dr. Khairul, M.Kes menerangkan, penambahan sudah terjadi tertanggal 12 Februari 2022 kasus aktif mencapai 52 kasus. Namun sampai (Minggu, 13/02/2022) kasus tersebut mengalami penambahan 18 kasus.
Dijelaskannya, penambahan kasus tersebut didominasi oleh pelaku perjalanan.
“kasus yang terjadi memang dari kontak pelaku perjalanan. Itu yang kami lihat. Memang dari dulu-dulu begitu. Selalu ketibaan dari luar,” jelasnya, Senin, (14/02/2022).
“Biasanya itu yang terpantau. Para pelaku-pelaku perjalanan. Yang kalau kami lihat laporan Dinkes, kita setiap hari pantau pelaku dan kontak dari pelaku perjalanan,” lanjutnyanya.
Diterangkannya, selebihnya ada pula suspek yang kemungkinan adalah kontak dari pelaku perjalanan. Lanjutnya, untuk kemungkinan melakukan penyekatan, harus melihat instruksi adanya kebijakan nasional.
“Cuma kadang-kadang karena muncul demam baru diketahui. Kebijakan nasional kan belum ada lagi sekarang. Tidak ada PPKM darurat lagi. Kita juga punya pengalaman cukup panjang selama dua tahun, Penyekatan terlalu ketat juga akan membuat ekonomi akan sangat terganggu,” ucapnya..
Kata dia, jika melihat hasil analisa dan penelitian, varian Omicron sendiri tidak seganan varian Delta. Dari total 70-an kasus, yang dirawat update malam tadi tercatat sekitar 7 orang pasien di rumah sakit.
“Mudah-mudahan tidak ada kematian. Sehingga tentu saya minta masyarakat waspada, jaga prokes, tak usah panik. Aktivitas seperti biasa tapi tolong prokes. Jaga jarak, hindari kerumunan kalau tidak perlu, tidak usah keluar rumah,” imbuhnya.
Oleh sebab itu, ia mengintruksikan bagi pelaku perjalanan mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan. Dan menurutnya untuk Omicron ini diprediksi puncak Februari.
“Bulan puasa semakin dekat, mudah-mudahan tidak ada peningkatan lagi. Kasihan juga masyarakat yang mau beribadah secara normal,”tutupnya. (BB).