TARAKAN – Soal pengaruh 2 emas di satu nomor yang sama Cabang Olahraga (Cabor) Balap Sepeda Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) I Kalimantan Utara (Kaltara) terhadap daftar klasemen perolehan medali. Sebab emas tersebut, dibagi untuk 2 pembalap Nunukan dan Kota Tarakan.
Menanggapi hal itu, Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (Koni) Provinsi Kaltara Muhammad Nasir tidak bisa banyak berkomentar. Pihaknya juga belum menerima laporan soal tersebut.
“Saya sampai saat ini belum mendengar itu dan belum mendapat laporan. Nanti mungkin kalau ada laporan kami akan tanyakan ke bagian tim Panwasrah (Panitia Pengawas dan Pengarah)
dan Keabsahan akan bertindak seperti apa yang bisa dilakukan,” kata Ketua Koni Kaltara Muhammad Nasir kepada awak media saat meninjau cabor futsal di Indoor Telaga Keramat, Minggu (18/12/22).
Soal pengaruh 2 emas tersebut di daftar perolehan medali keseluruhan, Koni akan mendiskusikan dengan tim Panwasrah dan Keabsahan.
“Saya pikir kalau di nomor yang berbeda tidak ada masalah. Ini masalah di nomor yang sama makanya saya tidak bisa menjawab itu,” tambahnya.
Sebelumnya, cabor balap sepeda yang melombakan nomor road bike criterium putra, memberikan 2 emas kepada 2 pembalap berbeda Nunukan dan Tarakan, Sabtu (17/12/22).
Adapun medali emas bersama diberikan kepada pembalap Nunukan M. Nor Rizkiyansyah A dan pembalap Tarakan Dzaky Aditya W di nomor men youth.
Panitia memutuskan memberi keduanya karena ada kekeliruan dalam menginput data. M. Nor Rizkiyansyah A yang didaftarkan main di kelas men youth, justru berlomba di men junior.
“Panitia menyadari bahwa ada salah masukkan nama atau nomor peserta ke dalam kelasnya. Yang harusnya kelas youth, tapi terinclude di kelas junior,” ujar Arif Rahman kepada awak media, ditemui usai lomba.
Saat lomba, kelas men youth dan men junior dilepas bersamaan pukul 07.00 WITA. Hanya saja, men youth melahap 18 lap, sedangkan men junior memainkan 25 lap.
Saat lomba, M. Nor Rizkiyansyah A turun kelas men junior. Kekeliruan mulai terungkap ketika lomba akan masuki lap-lap akhir.
Seorang official Nunukan yang mengetahui atletnya main di men junior, mengkritik secara lisan kepada panitia, karena mestinya Rizki -sapaan akrabnya- turun di kelas men youth.
Kritikan itu ditampung panitia sambil menyelesaikan lomba. Al hasil, Rizky menjadi yang terbaik dengan mengumpulkan total 21 poin.
Panitia pun memasukkannya sebagai juara pertama di kelas men youth. Disusul pembalap Tarakan Dzaky Aditya W dengan 14 poin dan M. Rasya Putra Denny dengan 10 poin.
Hasil itu dikomplain official tim Tarakan karena menganggap Rizky turun di kelas men junior. Panitia akhirnya berembuk dan memutuskan memberi medali emas kepada kedua atlet tersebut.
Keputusan itu juga merombak komposisi peraih perak dan perunggu di kelas ini. Medali perak diberikan kepada Rasya Putra Denny. Sedangkan perunggu kepada pembalap Tarakan lainnya, M.Julvian Firmansyah.
Di luar kekeliruan ini, lomba berjalan lancar dengan menyelesaikan seluruh nomor dan waktu lomba yang lebih cepat dari target.
“Alhamdulillahirrobbilalamin, semua race bisa kita laksanakan dengan baik sampai selesai. Dari target waktu yang diberikan, kita bisa melaksanakan lebih cepat. Empat kelas lomba yang kita pertandingkan, youth, junior, open dan master, semua sudah dilaksanakan dengan baik dan sudah ada pemenang,” tuturnya.(Mt)