TARAKAN – Menjawab pertanyaan masyarakat terhadap naiknya tarif air. Bersih, Direktur Perumda Air PDAM Tirta Alam Kota Tarakan, Iwan Setiawan mejelaskan saat ini subsidi Pemkot Tarakan terhadap PDAM sangat besar.
Menurutnya, hal Itu tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh. Oleh karenanya, penyesuaian tarif dimaksudkan dapat mengurangi dana pemerintah yang dapat digunakan untuk pembangunan daerah.
“Subsidi Pemkot Tarakan tercatat mencapai Rp 316,4 miliar lebih, sementara PDAM hanya mampu menyumbangkan PAD Rp 4,3 miliar dan setoran kedua Rp 8,16 miliar. Itupun baru terjadi di tahun 2020 dan 2021 sejak 40 tahun lebih PDAM Tarakan berdiri,”ujarnya, (03/03/2022).
Lanjutnya, harga air PDAM untuk masyarakat telah melalui proses dan uji kelayakan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010 tentang Kualitas Air, dari harga hanya Rp 1.400 sampai Rp 11 ribu.
“Tentunya untuk digunakan hal yang lebih bermanfaat bagi masyarakat. Dan PDAM masih mensubsidi pemakaian 10 meter kubik untuk semua status sosial sesuai dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2020. Karena jumlah pemakaian rata-rata nasional atau jumlah wajar pemakaian per KK adalah 10 meter kubik per KK atau 60 liter per jiwa per harinya. Jika lebih dari itu, berarti terjadi pemborosan,” tegasnya.
Adapun proses penyesuaian tarif juga sudah melewati kajian dari akademisi Universitas Borneo Tarakan (UBT) dan beberapa kegiatan forum grup discussion (FGD) dari tingkat pemerintah provinsi sampai pemerintah kota.
“Sebagai Direktur harus berani mengambil keputusan agar PDAM tidak membebani keuangan daerah terutama Pemkot Tarakan. Dividen yang diperoleh juga untuk membangun Kota Tarakan,”tegasnya.